Vajra nadi, biasa disebut nadi petir atau halilintar, sejahat jahatnya manusia seburuk buruknya sifat manusia saat vajra nadi manusia mulai dialiri kundalini maka manusia itu akan insyaf sadar dari kejahatannya, keburukan sifatnya, apakah sifat dapat berubah ya dapat saat vajra nadi dialiri kundalini. Vajra nadi, energi kundalini naik mulai dari chakra swadisthan naik ke atas sampai chakra visudhi, semua ilmu pangiwa saat bertemu manusia yg vajra nadinya sudah aktif akan terkena kilatan petir yg menyambar biasa disebut cahaya keinsyafan. Vajra nadi, oleh beberapa praktisi dijadikan ilmu khusus saat berbenturan dengan ilmu pangiwa tubuh praktisi vajra benar benar memancarkan halilintar menghantam ilmu pangiwa, ilmu vajra ini akan langsung menyambar ego manusianya. Untuk pemilik ilmu vajra dilarang bersiul di dalam ruangan karena visudhinya memancarkan petir, tanda tanda orang terhantam vajra adalah megap megap sulit bernafas ada beberapa yg langsung pingsan atau lumpuh.
Vajra Vairochani (ya) adalah nama lain dari Indrani (Shakti Dewa Indra) yang mengambil bentuk sebagai “tubuh” dari senjata Vajra (Halilintar) milik Dewa Indra. Vajra adalah halilintar; yakni api (agni) kosmik yang sangat dahsyat.Siapapun yang terkena pukulan Vajra ini akan dilumpukan egonya sehingga mengalami “pencerahan seketika”. Sama halnya dengan pengalaman yang menimpa Shri Hanuman,ideal dasyabhakti dalam epos Ramayana. Karena prilaku egoistik (ugig) semasa kecilnya, Putra Vayu yang gagah perkasa itu mendapat hukuman dari Dewa Indra,Penguasa Kahyangan.
Indra melepaskan senjata vajra yang dahsyat itu dan mengenai dagu Hanuman .Hanuman kemudian jatuh dan pingsan (egonya dilumpuhkan). Setelah Hanuman siuman,ia mendapati dirinya telah “tercerahi”(mencapai keinsyafan diri). Untuk sampai kepada hakekat pencerahan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Sang Hanuman. Hanuman pada masa itu sedang berguru di Suryaloka. Ini menunjukkan bahwa Ia seorang bhakta yang mendambakan penerangan jiwa